Indonesia Komitmen Dukung Ekonomi Hijau

Anata Lu’luul Jannah | Kamis, 15/10/2020 11:41 WIB
Indonesia Komitmen Dukung Ekonomi Hijau Kawasan Hutan Mangrove di Pariaman.

JAKARTA, RADARBANGSA.COM – Pemerintah menyampaikan jika Indonesia akan tetap berkomitmen dalam melanjutkan konsep ekonomi hijau guna mendukung terciptanya kesehatan alam dan masyarakat. Demikian diungkapkan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, Kamis 15 Oktober 2020.

“Saya percaya bahwa implementasi green recovery akan menjadi pendorong transformasi ekonomi dunia, dan Indonesia akan terus melanjutkan komitmennya untuk mengurangi emisi karbon, untuk mencapai a climate resilient-nation,” jelas Menkeu.

Green recovery ini berkaitan dengan isu perubahan iklim global yang akan berpengaruh pada aspek ekonomi di berbagi negara. Menkeu menegaskan bahwa upaya implementasi green recovery ini harus didorong. Hal ini sebabnya, perubahan iklim memungkinkan adanya peningkatan penyakit berjangkit yang bisa menimbukan pandemi dan krisis kesehatan nasional yang akan sama atau bahkan bisa lebih buruk daripada Covid-19 yang sedang dialami global saat ini.

“Para pembuat kebijakan harus melihat secara lebih dekat mengenai paket pemulihan dari perspektif strategi jangka panjang untuk membangun ekonomi secara berkelanjutan,” tambah Menkeu.

Menkeu melanjutkan bahwa sebelum pandemi Covid-19, Indonesia sudah berupaya bagaimana membuat suatu fondasi pada pelaksaaan ekonomi hijau, dan yang membutuhkan beberapa kebijakan strategis terkait iklim lainnya. Program penanganan perubahan iklim telah dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, dengan strateginya yaitu pembangunan rendah karbon.

Di samping itu, ia menyebut bahwa dari sisi pembiayaan, Indonesia telah menerbitkan Soverign Global Green Sukuk setiap tahunnya sejak 2018, dengan total nominal yang berhasil dihimpun sebesar 2,75 miliar dolar AS. Dari pembiayaan ini dialokasikan untuk membiayai transportasi yang berkelanjutan seperti pembangunan jalur rel ganda dan pembangunan kapal yang hemat energi.

Pada kesempatan itu, Menkeu juga mendorong keterlibatan sektor swasta dalam upaya implementasi green economy. Dalam lima tahun terakhir, yaitu antara tahun 2016-2020, Indonesia telah mampu mendanai sekitar 34% kebutuhan dasar untuk pembiayaan penanganan perubahan iklim secara nasional setiap tahunnya.

Untuk mengisi celah pembiayaan 66% ini, sektor swasta didorong dapat berperan dalam partisipasi pembiayaan untuk mendorong aksi iklim. Sektor swasta bisa berperan penting dalam pengembangan dan pelaksanaan proyek iklim karena memiliki keahlian pada sektor khusus, teknologi dan efisiensi serta sumber pembiayaan. 

“Pemulihan ekonomi hijau yang inklusif akan membantu kita untuk bisa membangun kembali perekonomian secara lebih kuat dan lebih baik.  Ini adalah hal yang seharusnya kami lakukan untuk mengatasi tantangan Covid-19 dan perubahan iklim,” tukasnya.


Berita Terkait :