Utang Luar Negeri Tembus Rp 6.000 Triliun

Anata Lu’luul Jannah | Selasa, 15/09/2020 11:50 WIB
Utang Luar Negeri Tembus Rp 6.000 Triliun Rupiah (Foto: Istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mencapai 409,7 Miliar Dolar As atau setara dengan Rp 6.073 Triliun (Kurs Rp14.823) sampai dengan Bulan Juli.

Kendati demikian BI juga mencatat jika pertumbuhan ULN kali ini termasuk melambat dari posisi sebelum sebelumnya.

“Pertumbuhan ULN Indonesia pada Juli 2020 tercatat 4,1% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,1% (yoy),” ungkap Direktur Komunikasi BI, Onny Widjanarko, Selasa 15 September 2020.

Perlambatan ini didorong oleh menurunnya pertumbuhan ULN swasta di tengah pertumbuhan ULN Pemerintah yang relatif stabil.

Pada Juli, posisi ULN Pemerintah 2020 tercatat sebesar 199,0 miliar dolar AS atau tumbuh 2,3% (yoy). Angka ini relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan Juni 2020 sebesar 2,1% (yoy).

Perkembangan ini disebabkan adanya penarikan sebagian komitmen lembaga multilateral dan penerbitan Samurai Bondsuntuk memenuhi kebutuhan pembiayaan, termasuk untuk penanganan pandemi COVID-19 dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Beberapa sektor yang termasuk dalam ULN Pemerintah ini adalah sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,6% dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,5%), sektor jasa pendidikan (16,4%), sektor jasa keuangan dan asuransi (11,9%), serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,8%).

Sementara itu ULN swasta pada Juli 2020 tercatat tumbuh lebih lambat yakni di angka 6,1% (yoy  dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juni 2020 sebesar 8,3% (yoy).

Perkembangan ini dipengaruhi oleh berlanjutnya perlambatan pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) dan kontraksi ULN lembaga keuangan (LK).

ULN PBLK tumbuh 8,7% (yoy), melambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 11,5% (yoy). Sementara itu, ULN LK terkontraksi 2,2% (yoy), sedikit meningkat dari kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 1,9% (yoy).

Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,2% dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin (LGA), sektor pertambangan & penggalian, dan sektor industri pengolahan.

“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” tutup Onny.