Nilai Ekspor Industri Nikel diproyeksikan Tembus USD 10 Miliar

Anata Lu’luul Jannah | Sabtu, 08/08/2020 15:01 WIB
Nilai Ekspor Industri Nikel diproyeksikan Tembus USD 10 Miliar Industri Smelter (Doc: Istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018 dan 2019, nilai ekspor produk industri logam berbasis nikel secara berturut-turut mencapai USD4,8 miliar dan USD7,08 miliar.

“Tahun lalu, ekspor sekitar USD7 miliar. Tahun ini diproyeksi menembus USD8-10 miliar. Jadi, selain bermanfaat terhadap penerimaan devisa negara, juga bisa mengurangi defisit neraca perdagangan,” ungkap Ketua Umum Forum Nikel Indonesia (FINI) Alexander Barus, Jumat 7 Agustus 2020.

Ia menyampaikan bahwa forumnya telah menghimpun sebanyak 23 industri smelter nikel di Indonesia dengan total kapasitas terpasang 3,79 juta metrik ton NPI per tahun dan 0,8 juta metrik ton per tahun atau hampir 90% kapasitas smelter nasional.

“Di FINI juga ada beberapa perusahaan tambang nikel dan turunannya mulai bergabung," sebutnya.

Industri smelter ini menurutnya telah membuktikan kontribusinya secara signifikan bagi perekonomian nasional.

"Investasinya sampai saat ini mencapai USD15-16 miliar," tambahnya.

Sementara itu Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian, Dody Widodo menilai dengan besarnya kontribusi industri smelter nikel ini perlu didorong pengembangan hilirisasi produknya.

“Diharapkan smelter nikel tidak hanya melakukan ekspor dalam bentuk NPI maupun bahan baku baterai, tetapi dalam bentuk produk lebih hilir seperti produk hilir berbahan baku stainless steel dan baterai listrik,” imbuhnya.

Melihat potensi dari peran industri smelter nikel di tanah air, Ia juga memberikan apresiasi atas terbentuknya FINI tersebut

“Diharapkan industri smelter nikel di dalam negeri dapat semakin berperan dalam pengembangan industri logam dasar dan produk hilir nikel,” ujar Dody.

 

 


Berita Terkait :