Komisi VI DPR Apresiasi Langkah Cepat BUMN Farmasi Tangani COVID-19

Rahmad Novandri | Sabtu, 11/07/2020 18:50 WIB
Komisi VI DPR Apresiasi Langkah Cepat BUMN Farmasi Tangani COVID-19 Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta. (Foto: istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Anggota Komisi VI DPR RI Sondang Tiar Debora Tampubolon mengapresiasi langkah cepat yang sudah dilakukan holding BUMN Farmasi dalam merespon pandemi virus Corona (Covid-19). Tidak hanya itu, kolaborasi riset yang dikembangkan dengan berbagai lembaga dan universitas juga dinilai perlu lebih diperkuat dan ditingkatkan. Untuk itu, Komisi VI DPR RI mendorong PT. Bio Farma (Persero) mampu memperkuat bagian riset dan inovasi dalam upaya mempercepat penemuan obat dan vaksin untuk menyembuhkan Covid-19.

“Mengingat dengan segera ditemukannya obat dan antivirus, kita bisa segera kembali melakukan aktivitas sosial dan ekonomi. Kita apresiasi sekali Desember ini sudah bisa diproduksi dan mulai akan dilakukan serangkaian uji klinis, izin BPOM dan sebagainya, sebelum kemudian diedarkan pada tahun depan nanti,” kata Sondang dilansir dari laman dpr.go.id, Sabtu, 11 Juli 2020.

Guna mewujudkan hal tersebut, politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini menekankan perlunya dukungan semua pihak baik dari pemerintah, legislatif, hingga masyarakat. “Jika semua sudah benar-benar firm, sudah ditemukan antivirusnya, kita ingin Pemerintah memproduksi massal agar masyarakat bisa mendapatkan vaksin, tentu jika membutuhkan anggaran, kami harap Pemerintah bisa menjelaskan seperti apa working capital yang dibutuhkan, kami akan tindak lanjuti dengan Bio Farma dan kami akan undang ke Komisi VI supaya ini betul-betul bisa menjadi program nasional, tidak hanya program Bio Farma sendiri,” terangnya.

Terkait dengan keberhasilan Bio Farma memproduksi 100.000 tes kit Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), Sondang berharap segala upaya tidak berhenti hanya sampai alat test-nya saja, tetapi juga bagaimana sarana laboratoriumnya bisa diproduksi secara massal. Dengan begitu, biaya operasional dan produksi yang dikeluarkan akan jauh berkurang dibandingkan hanya dengan memproduksi satu laboratorium saja. Nantinya, laboratorium tersebut juga didorong untuk segera bisa didistribusikan ke seluruh daerah di Indonesia.

“Nantinya kami juga akan meminta Kementerian Kesehatan untuk menggunakan test kit PCR yang sudah diproduksi dalam negeri, jangan lagi mengimpor dari luar negeri, karena ini sebagai bentuk dukungan Pemerintah dan masyarakat terhadap produk dalam negeri atau hasil karya anak bangsa. Meski masih ada 90 persen bahan baku obat dan vaksin yang masih harus dibuat di luar negeri, kita tetap apresiasi sekali rencana perusahaan-perusahaan BUMN memiliki industri kimia dasar untuk farmasi, ini harus didorong agar value added yang didapatkan adalah punya Indonesia,” ujar legislator dapil DKI Jakarta I itu.