Pemerintah Kaji Pembangunan Lumbung Pangan Baru

Anata Lu’luul Jannah | Rabu, 06/05/2020 11:15 WIB
Pemerintah Kaji Pembangunan Lumbung Pangan Baru Fakta: Produksi Padi Menurun (Foto: Detik Finance)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan adanya penugasan dari Presiden RI Joko Widodo kepada Perum Bulog untuk menjaga stok pangan dalam beberapa bulan ke depan. Selain itu juga mengenai arahan untuk melihat prospek pembangunan lumbung padi baru pada lahan gambut yang sudah pernah disiapkan di masa lalu.

“Ada laporan dari BMKG maupun Kementerian LHK bahwa kecukupan curah hujan di sana (Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah) masih akan bagus sampai November 2020, dan kebutuhan air relatif ada, sehingga Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN, dan Kementerian PUPR diminta berkonsentrasi untuk menciptakan lumbung pangan di lokasi tersebut,” ucapnya.

Dalam konferesi virtual tersebut, ia juga menyampaikan bahwa selama pandemi Covid-19 stok pangan masih terjaga. Begitu pula dengan Harga dari 11 komoditas pangan utama yang akan terus dijaga.

Dirinya mencontohkan per minggu pertama Mei 2020, harga beras medium (Rp11.750/kg), beras premium (Rp12.700/kg), gula pasir (Rp18.050/kg), daging sapi (Rp117.900/kg), cabe rawit (Rp34.700/kg), cabe merah (Rp30.600/kg), bawang merah (Rp48.850/kg), bawang putih (Rp38.700/kg), minyak curah (Rp12.200/liter), minyak goreng kemasan (Rp14.750/liter), daging ayam ras (Rp28.950/kg), serta telur ayam ras (Rp25.850/kg).

“Untuk gula pasir, diharapkan dengan stok Bulog yang akan semakin banyak masuk ke pasar dan adanya pengalihan dari sektor-sektor lain diharapkan ini (harga) akan terus turun,” ujarnya.

Menko Perekonomian juga mengungkapkan terkait pertumbuhan ekonomi, memang sedang terjadi demand shock, apalagi disebabkan pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada kuartal kedua ini untuk memotong penyebaran Covid-19. Bahkan terdapat beberapa perkiraan bahwa di Mei 2020 akan terjadi tethering off, sehingga pemerintah sedang menyiapkan program exit strategy dari kondisi pandemi ini, agar masalah bencana di kesehatan tidak merambat ke sektor-sektor lainnya.

“Pemerintah akan menggunakan metode normal baru. Misalkan pabrik harus menjalankan protokol Covid-19 (jika ingin beroperasi), dan juga tetap menggunakan masker yang sedang disiapkan BNPB,” tutupnya.


Berita Terkait :