Presiden Jokowi Dorong ASEAN dan Korea Lakukan Tiga Terobosan

Rahmad Novandri | Senin, 25/11/2019 22:06 WIB
Presiden Jokowi Dorong ASEAN dan Korea Lakukan Tiga Terobosan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan paparan dalam KTT ASEAN-RoK Summit di Busan, Korea Selatan, Senin (25/11). (Foto: twitter @setkabgoid)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, sejak tahun 2014 dunia berubah begitu sangat cepatnya. Kecepatan perkembangan teknologi telah mengubah cara hidup manusia secara dramatis. Jika satu dekade lalu kita mengenal perusahaan besar dengan armada taksi, saat ini dengan teknologi perusahaan besar digantikan oleh pemilik mobil perorangan.

“Tantangan ini semakin besar saat kita saksikan meningkatnya tendensi nasionalisme populisme ekonomi di beberapa negara dalam beberapa tahun terakhir,” kata Jokowi saat berbicara pada KTT ASEAN-RoK Summit, di Busan, Korea Selatan (Korsel), Senin, 25 November 2019.

Baca Juga: Hadiri KTT ASEAN-RoK, Presiden Jokowi Bertolak ke Korea Selatan

Jokowi mengingatkan, kalau ini dibiarkan maka terjadinya resesi ekonomi dunia akan berdampak pada disfungsi sistem ekonomi dan keuangan global. Serta ketidakpercayaan terhadap institusi ekonomi dunia tahun 2013 dapat kembali berpulang.

Untuk itu, Kepala Negara mengingatkan negara-negara ASEAN dan Korea untuk melakukan terobosan. Ia menyebutkan, ada tiga hal terobosan besar yang harus dilakukan negara ASEAN dan Korea: pertama, pembangunan infrastruktur yang berkualitas.

“Infrastruktur harus dibangun secara maxi. Pembangunan infrastruktur akan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui terciptanya pusat-pusat ekonomi baru termasuk di daerah-daerah terpencil,” tegas Presiden.

Jokowi menyampaikan, bagi Indonesia, infrastruktur juga sebagai pemersatu bangsa karena Indonesia memiliki 17.000 pulau dari Sabang sampai Merauke. “Tahun depan Indonesia akan menggelar forum infrastruktur dan konektivitas di kawasan Indo Pasifik. Saya undang semua pelaku usaha untuk hadir merebut infrastruktur dan konektivitas di Indonesia dan juga di kawasan Indo Pasifik,” jelasnya.

Untuk menarik investasi khususnya pada proyek infrastruktur dan konektivitas, Jokowi menerangkan, bahwa debirokratisasi dan deregulasi harus dilakukan di Indonesia. Untuk itu, Indonesia akan segera merevisi 74 undang-undang yang menghambat investasi dengan menerapkan undang-undang omnibus.

“Intinya satu, sederhanakan akses investasi dalam negeri maupun ASEAN. Jadi intinya hanya satu yaitu sederhanakan akses investasi maupun asing,” tegasnya.

Kedua, peningkatan kualitas sumber daya manusia. dijelaskannya, sumber daya manusia adalah kunci bagi lompatan ekonomi bagi sebuah negara. Untuk itu, revitalisasi pendidikan guna menciptakan link and match antara pendidikan dan dunia kerja menjadi sebuah keniscayaan.

“SDM juga kunci bagi sebuah negara untuk antisipasi bagi ekonomi ke depan,” tuturnya.

Menurut Jokowi, ekonomi pada masa depan adalah ekonomi industri kreatif dan digital. Ia menilai, ASEAN dan Korean memiliki potensi besar dalam industri kreatif.

Presiden menegaskan, industri kreatif dan digital itu adalah salah satu the next big thing Indonesia. Indonesia saat ini telah menjadi tuan rumah perusahaan-perusahaan besar, decacorn, unicorn, dan start up.

“Saya mengundang partisipasi pelaku usaha Korea dalam mendukung tumbuh kembangnya start up di Indonesia yang potensinya masih sangat besar,” kata Presiden Jokowi.

Yang ketiga, pengembangan energi terbarukan mutlak harus dilakukan. Menurut Presiden, ASEAN dan Korea harus menjadi champion dalam pengembangan energi terbarukan di kawasan.

“Tahun depan, kami akan mewajibkan peningkatan campuran biodiesel tersebut menjadi 30 persen atau B30,” ungkapnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Penguatan Pertahanan Utamakan Produksi Dalam Negeri

Presiden juga menyampaikan, Indonesia saat ini juga telah mengembangkan energi listrik berbasis air. “Kami memiliki sungai-sungai besar yang mampu menghasilkan listrik berbasis air dengan jumlah yang signifikan. Setidaknya ada dua lokasi, yaitu di Kalimantan Utara dengan potensi sebesar 11 megawatt dan di Papua dengan potensi sebesar 23 watt,” sambung Presiden.

Jokowi mengingatkan, tantangan yang akan kita hadapi tidak semakin ringan. Ia menilai, keberanian untuk mengambil terobosan besar di era age of disruption adalah opsi satu-satunya untuk kita bisa menjadi pemenang.

“Saya ajak pengusaha se-ASEAN, pengusaha Korea untuk mengambil pilihan ini,” pungkas Presiden Jokowi.