Luncurkan Buku, Bank Indonesia Ungkap Tiga Momentum Perekonomian

Rahmad Novandri | Rabu, 28/03/2018 18:01 WIB
Luncurkan Buku, Bank Indonesia Ungkap Tiga Momentum Perekonomian Agus Martowardojo (Gubernur BI). (Foto: Antara)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Bank Indonesia (BI) melucurkan Buku Laporan Perekonomian Indonesia 2017, Rabu, 28 Maret 2018. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan buku tersebut kali ini mengambil tema `Mengoptimalkan momentum dan memperkuat struktur`.

"Tema ini kami pilih berdasarkan pengamatan menyeluruh dan analisis mendalam terhadap dinamika perekonomian domestik maupun global sepanjang 2017," kata Agus di Kantor BI, Jakarta, seperti dikutip dari republika.co.id.

Agus mengungkapkan ada tiga momentum perekonomian yang mengemuka sepanjang 2017. Momentum pertama, jelasnya, bersumber dari global dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi dunia.

"Produk Domestik Bruto (PDB) dunia pada 2017 tumbuh 3,7 persen. Ini lebih tinggi dari 2016 sebesar 3,2 persen. Dan juga lebih baik dari perkiraan di awal tahun," tutur Agus.

Pertumbuhan ekonomi beberapa mitra dagang utama Indonesia dari negara maju seperti Amerika, Eropa, dan Jepang juga semakin kuat. Begitu pula dengan mitra dagang terbesar Indonesia dari negara berkembang yaitu Cina.

Selain itu, kata Agus, Indonesia juga terhindar dari perlambatan ekonomi secara drastis. "Karena Indonesia memiliki strategi rebalancing yang berlangsung secara gradual".

Momentum kedua, lanjut dia, berkaitan dengan stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan yang dalam beberapa tahun terakhir terus terjaga. Stabilitas yang terjaga itu menurutnya tidak terlepas dari kehati-hatian dan konsistensi kebijakan makro ekonomi yang ditempuh BI dan pemerintah.

"Perkembangan ini tentu menggembirakan. Inflasi sempat mencapai delapan persen pada periode 2013 dan 2014," ujar Agus.

Momentum ketiga, terang Agus, yaitu stabilitas ekonomi dengan membaiknya keyakinan pelaku ekonomi terhadap perekonomian nasional. Pada 2017, Indonesia menerima berbagai pengakuan positif dari dunia internasional.

Sementara dari domestik, perbaikan keyakinan tercermin pada investasi korporasi melalui belanja modal yang mulai meningkat. "Terutama di semester kedua 2017. Keyakinan yang semakin membaik ini menajadi pondasi dalam mendorong berlanjutnya pemulihan ekonomi," pungkas Agus.